education Submit Website Free FreeWebSubmission.com Asal - Usul Tembakau dan Sejarahnya | PRODUK KESEHATAN MURAH Verification: af7cd8f3a67c02f1

15 Mei 2016

Asal - Usul Tembakau dan Sejarahnya

Asal - Usul Tembakau dan Sejarahnya 


Mengenai asal-usul tembakau, masyarakat Indian Huron (Warga Asli Penduduk Benua Amerika) menerangkannya dengan sebuah mitos berupa cerita : Syahdan saat bumi masih gundul, penghuninya di serang kelaparan. Roh Agung mengutus seorang perempuan untuk menolong manusia. Pada tanah yang disentuh tangan kanannya, tumbuhlah kentang. Bila tangan kiri yang menyentuh, tanaman jagung yang tumbuh. Begitu jagung dan kentang telah berlimpah, ia pun duduk melepas lelah. Eh, saat ia bangkit, dari tanah tempat ia duduk melepas lelah. Eh, saat ia bangkit, dari tanah tempat ia duduk menyembul tanaman tembakau!. 


Suku Indian Huron Tribes


Demikianlah mereka hendak mengatakan, betapa lamanya tembakau dan manusia telah bersahabat. Memang, tahun 1 SM (sebelum masehi) penduduk asli Amerika telah merokok, mengunyah, dan mencium daun tembakau. Bahkan di tahun 1 M (masehi), tembakau bisa ditemukan di hampir seluruh pelosok benua Amerika. Diduga pula, istilah tobago – yang semula nama sejenis pipa rokok masyarakat Indian di Karibia – terpeleset menjadi tobacco atau tembakau dalam bahasa kita. Sedangkan sigaret / cigarrete bisa jadi berasal dari istilah Indian Maya "sik’ar" yang artinya merokok. Suku ini diketahui sudah merokok pada tahun 600 – 1.000 Masehi. Ini berdasar peninggalan berupa bejana tanah liat dari sebelum abad 11 di Uaxactun, Guatemala. Di permukaannya adalah gambar orang Indian Maya merokok lintingan daun tembakau. Tanaman tembakau pun mulai “keluar” dari benua Amerika saat 12 oktober 1492 yang di bawa Cristobal Colon atau Columbus dan awaknya mendarat untuk pertama kali di pantai P. Watling, Amerika Tengah
pipa untuk merokok

Ada yang mengira dewa,menurut jurnal yang di tulis Columbus menceritakan, “Penduduk asli Arawak mempersembahkan buah-buahan, tombak kayu dan sejenis daun kering yang berbau aneh. “Sekembali ke kapal mereka memakan buah-buahan tapi ... pada waktu itu daun kering lantas dibuang, namun, siapakah penemu rokok ? 

Menurut penelusuran ahli sejarah penemunya ialah bernama Rodrigo deJeres dan Luis de Torres. pada November 1492, di Kuba mereka melaporkan, di ceritakan bahwa penduduk asli melakukan membungkus tembakau kering dengan daun palem atau jagung, lalu menyalakan salah satu ujungnya lalu mengisap asapnya, Jerez pun pada waktu itu mulai meniru kegiatan tersebut. Mungkin / bisa jadi dialah perokok pertama bukan penduduk asli Amerika. Kebiasaannya lalu berlanjut pada saat ia pulang ke Spanyol. Namun malang, ketika terjadi pada saat kepulan asap dari mulut dan hidungnya ternyata membuat para tetangga menjadi takut sampai ia dipenjarakan. Namu ironisnya, pada saat ia bebas tujuh tahun kemudian, pada akhirnya masyarakat sudah mengalami demam rokok atau situasi yang membuat rokok adalah sebagai konsumsi primer didalam kalangan kaum laki-laki pada waktu itu.
painting about smoking

Pada awalnya, biji tembakau / bibit tembakau – dibawa ke Spanyol dari Santo Domingo pada tahun 1559 Masehi dan ke Roma pada 1561 Masehi – mula-mula diperkenalkan sebagai tanaman obat dan sebagai tanaman hias, biji / bibit itu pertama kali dibawa ke Eropa dari Florida tahun 1565 Masehi oleh Sir John Hawkins, ia adalah seorang pahlawan angkatan laut Inggris. Namun, baru 20 tahun kemudian, budaya merokok dengan pipa mulai muncul sebagai tradisi cara menghisap rokok di Inggris, yang akhirnya menyebar ke seluruh benua Eropa.
berbagai merk rokok

Rokok sigaret / cigarrete sebenarnya sudah ada sejak 1518 Masehi, seperti kebudayaan merokok yang di miliki masyarakat Aztec, Meksiko. Yang mirip pada produk abad 20. Bedanya, tembakau rajangan sigaret / cigarrete masyarakat Aztec dijejalkan ke dalam batang berlubang atau yang di bungkus daun, biasanya seperti yang sering dan banyak dilakukan dibungkus dengan kulit luar jagung. Pada abad XVI / 16 Masehi, namun gelandangan yang berasal dari Seville-Spanyol, mempunyai cara lain dengan cara memunguti puntung-puntung cerutu / cigarrete yang terbuang, lalu mereka membongkar isinya, lalu melintingnya kembali dengan kertas koran. Cara irit itu ternyata ditiru oleh kaum non gelandangan juga. 
aztec painting about history of tobacco


Pekerjaan tangan itu mulai jarang dilakukan setelah ditemukan mesin pelinting sigaret / cigarrete pada awal tahun 1880-an Masehi. Pada dekade pertama abad XVII / 17 Masehi, seluruh belahan dunia telah mengenal tembakau sebagai candu. Budi daya yang dilakukan John Rolfe, suami Pocahontas, di Jamestown tahun 1612 Masehi mendongkrak nilai ekonomi tembakau. Nilai daun tembakau terus meroket sampai di abad XVII / 17 Masehi dan awal XVII / 17 Masehi sempat menjadi alat tukar jual beli. Bayangkanlah, pajak hutang, bahkan gaji pegawai negeri, tentara, dan pendeta, semuanya dapat dilunasi dengan daun tembakau. Namun, yang bertahan sampai kini, ya fungsi utama tadi : sebagai bahan baku rokok.
sejarah pocahontas


Sekelumit Sejarah Rokok Kretek di Indonesia / Nusantara

Nah inilah sekelumit sejarah rokok di Indonesia dari segi bahan, rokok di Indonesia ternyata mempunyai beberapa istilah. Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret / cigarrete adalah yang terbuat dari daun tembakau, dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh sebagai campurannya. Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau dan mempunyai campuran aroma dan rasa cengkeh sebagai campurannya. Masyarakat Jawa sebagai penikmat rokok pertama, juga mengenal pula istilah rokok putih, sebutan untuk rokok tanpa cengkeh ( sumber diambil dari info Joglosemar, 2003). Ada pula istilah rokok klobot yang terbuat dari daun jagung kering yang diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh. Ialah Haji Jamhari diyakini sebagai pencipta rokok kretek / klobot dan mempopulerkannya pada sekitar tahun 1880 Masehi, toh pun juga bisa jadi sudah ada sejak zaman penjajahan datang ke bumi Nusantara. Ternyata rokok kretek buatannya sangat ampuh digunakan sebagai obat / jamu bakar / diseduh / direbus ke dalam air dengan racikan khas cengkeh dan tembakau. Haji Jamhari pun meninggal dunia pada tahun 1890  Masehi, ketika itu sejumlah warga dari Kudus-Jawa Tengah mulai mengikuti jejaknya dengan membuat dan menjual rokok kretek, yang pada waktu itu masih dengan cara dibungkus dengan daun jagung kering dan disebut rokok klobot sesuai istilahnya dari dulu sampai sekarang (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16). Adalah seorang M. Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu dari rokok kretek (Joglo Semar, 2003), M. Nitisemito juga berasal dari Kudus, yang berjarak sekitar 50 km arah timur dari kota Semarang, Jawa Tengah
tembakau klobot

Sumber lain menyebutkan sekitar pada tahun 1906 Masehi, M. Nitisemito pada awalnya mulai menderita batuk dan asma yang tak kunjung sembuh. Dan dikarenakan keputusasaannya dalam menghadapi sakitnya, ia lalu mencampur tembakau yang dicampur dengan cengkeh yang telah digiling dan dibungkus dengan daun jagung kering yang kemudian disebutnya sebagai rokok klobot. M. Nitisemito pun berangsur-angsur merasakan sehat setelah merokok klobot tersebut dan lalu bermaksud menularkan kebiasaannya tersebut secara luas kepada masyarakat disekitarnya.Terlepas dari siapa yang menemukan rokok kretek untuk pertama kalinya, M. Nitisemito adalah orang pertama yang memperdagangkan rokok kretek dengan kemasan dan diberi merek / nama. Sebelumnya, seorang M. Nitisemito hanyalah seorang priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang tembakau kering. Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya dengan seorang wanita yang bernama Nasilah, yang ia adalah seorang pembuat dan penjual rokok klobot . Para pelanggannya adalah para buruh, penjaja, atau pedagang kaki lima dan sais dokar driver dokar yang ringgal disekitar rumahnya. Jalinan kerjasama antara M. Nitisemito dan Nasilah yang kemudian dikemudian hari membuat mereke memutuskan untuk menjadi suami istri inilah merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek di Indonesia. 
tembakau klobot

Dibawah bendera perusahaannya, yang bernama NV Bal Tiga, M. Nitisemito menjual rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto : “Djangan Loepa Saja Poenja Nama“ (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16). Inilah rokok kretek pertama di Indonesia yang dicetak dengan baik dan menggunakan merk dagang resmi. Namun nasib perusahaan M. Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek ciptaannya . Perusahaannya mengalami bangkrut pada tahun 1953 , disebabkan karena ketidak mampuannya bersaing dengan pesaing yang semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya industri rokok kretek (Joglosemar, 2003). Selain Bal Tiga, tercatat juga merek lain yang muncul hampir bersamaan di Kudus, yaitu Pada tahun 1913, pada waktu itu berdirilah perusahaan rokok yang bernama Goenoeng dan Klapa yang didirikan oleh M. Atmowijoyo. Namun M. Atmowijoyo tidak serta-merta mengubah usahanya menjadi sebuah industri seperti halnya yang dilakukan oleh M. Nitisemito. Hingga saat inipun, perusahaan yang memproduksi merek Goenoeng dan Klapa masih memproduksi rokok klobot yang dibuat dengan tangan dan diikat dengan tali rami (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16), 
merk rokok tiga bal

Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak M. Nitisemito untuk mendirikan industri rokok. Perusahaan rokok tersebut antara lain ialah Nojorono yang didirikan tahun 1932. Nojorono dibangun oleh seorang Tjoa Kang Hay dan dua kakaknya yaitu Tan Tjiep Siang dan Tan Kong Ping dengan nama perusahaan Trio. Produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah Astrokoro, 555, dan Kaki Tiga. Beberapa waktu kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama dengan pengusaha dari Kudus yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan perusahaan Nojorono. Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16). Perkembangan pabrik rokok kretek pun lebih banyak berkembang di pulau Jawa. Tercatat beberapa pabrik rokok besar di pulau Jawa misalnya Djambu Bol yang didirikan tahun 1937 oleh Haji Roesjdi Ma’roef, lalu untuk nama produk kretek yang bermerk lainnya ialah Sukun, DJarum di Jawa Tengah serta Bentoel, Gudang Garam, dan Sampoerna di Jawa Timur termasuk beberapa pabrik kecil lainnya misalnya yang bernama merk Menara di Solo, Retjo Pentoeng di Kediri, atau Pompa di Semarang (Kompas, 29 September 2000) Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan lahan usaha yang berkembang pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian secara keseluruhan, baik bagi pengusaha, maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari pajak cukainya .
logo rokok nojorono


Ternyata tembakau pulalah dianggap sebagai bahan dasar untuk membuat rokok itu ada jenis-jenisnya. Jenis-jenis tembakau yang umum adalah seperti jenis Philipmoris di Grobogan, Asepan di Klaten, Boyolali, Sukoharjo dan Blora serta yang berjenis Vosterland di Klaten dan Virginia di Klaten, Sukoharjo, Boyolali dan Sragen disebut tembakau nasi.
museum rokok kudus

Tapi taukah anda jenis tembakau apa yang paling mahal dan paling berkualitas yang tercatat di seantero dunia???
Beberapa waktu lalu saya bertepatan pada saat sarapan di warung Gudeg di perempatan Tugu Jogja sambil clingak-clinguk baca Koran “KR" (Kedaulatan Rakyat), dan saya sedikit menemukan jawabannnya ...

Dikoran tersebut disebutkan terdapat artikel yang menarik membahas jenis tembakau nomor wahid yang sangat fenomenal dan merupakan jenis tembakau yang paling dicari banyak orang. Kenapa fenomenal ???
Karena jenis tembakau ini jarang sekali tumbuh seperti tembakau kebanyakan tembakau lainnya. Kalau anda berfikir jenis tembakau ini berasal dari luar negeri, itu salah besar ternyata. Tembakau berkualitas nomor satu ini adalah produk lokal alias berasal dari bumi Nusantara, yaitu dari daerah Temanggung, Jawa Tengah.
petani tembakau srinthil

Masyarakat petani tembakau di lereng Gunung SindoroSumbing (SS), Temanggung, Jawa Tengah menyebut tembakau fenomenal tersebut dengan sebutan “Srinthil”. Kenapa namanya “Srinthil”? Saya tidak terlalu tahu latar belakang tentang asal usul nama tersebut soalnya tidak diceritakan asal-usulnya sama yang buat artikel. Tembakau “Srinthil” adalah tembakau yang tumbuh begitu saja secara alami dan sampai detik ini belum ada peneliti yang bisa menemukan cara untuk membudidayakannya (Nah, ini tantangan buat anak fakultas pertanian).

Kemunculan “Srinthil” dideteksi ada karena mengandung sejenis jamur yang tumbuh saat daun tembakau dari Temanggung belum dirajang. Jamur ini yang membuat kualitas tembakau menjadi bagus. Kualitas “Srinthil” baru akan muncul setelah daun tembakau dimatangkan selama penyimpanan 3 hari. Bakal pada saat kelihatan tumbuh jamur kekuningan dan biasanya saat tembakau dalam kondisi seperti ini petani menyimpannya kembali selama 7-8 malam sebelum dirajang.

Adapun media tanah yang mempengaruhi kemunculan tembakau srinthil biasanya dari jenis tanah lincat yang teksturnya menyerupai tanah liat. Jenis tanah ini kerap menghasilkan “Srinthilkualitas bagus.
tembakau srinthil

“Srinthil” merupakan tembakau grade / kelas F, G, H, dan I, dengan kadar nikotin yang paling tinggi, yakni sekitar 20%. Setelah melalui riset dari Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) yang berkantor di Malang, Jawa Timur, diketahuilah bahwa teryata kondisi alam, cuaca, dan struktur tanah di daerah Temanggung memang mampu memberikan panen tembakau dengan kualitas terbagus di dunia.

Dan apabila ada petani yang ladang tembakaunya ditumbuhi tembakau “Srinthil” maka petani tersebut merasa menjadi orang paling beruntung bak mendapat rejeki nomplok. Yang benar saja..., harga tembakau langka ini sungguh mahal sekali di pasaran.

Harga tembakau “Srinthil” minimal 10 kali lipat dari harga tembakau super. Bila tembakau biasa Rp 12.500/kg, kualitas super per kilogram Rp 50.000/kg, maka Srinthil harganya antara Rp 500.000/kg hingga Rp 1.000.000/kg.
tembakau srinthil

Melihat harga tembakau srinthil yang begitu mahal maka tak heran jika ketika petani tahu bahwa di ladangnya terdapat “Srinthil” maka hingga musim panen tiba, para petani rela siang malam tidur di ladang demi menjaga si “Srinthil”. Dan disitulah nyawa mereka dipertaruhkan, soalnya bisa saja sewaktu-waktu ada binatang buas yang keluar dari hutan dan menyerang mereka / beberapa orang yang berotak kriminal ingin melakukan penjarahan di kebun tembakau tersebut.

Bagaimana petani mengetahui bahwa di ladangnya terdapat tembakau “Srinthil”? Secara visual, ‘memburu’ Srinthil, kebanyakan petani melihat pada tengah malam di lereng Sindoro-Sumbing, saat gelap gulita. Bila menemukan tanaman yang siap panen mengeluarkan cahaya cerah mengkilat kekuning-kuningan seperti fosfor, itu diyakini pula itula si “Srinthil”.

Tembakau “Srinthil” sendiri tidak dijadikan sebagai bahan utama dari rokok, melainkan hanya sebagai campuran saja. Para petani tembakau menyebutnya sebagai “lauk” atau campuran.
Sedangkan bahan dasar untuk rokok selebihnya adalah dari tembakau biasa atau petani menyebutnya dengan sebutan "tembakau nasi”.

Dan uniknya dari tembakau “Srinthil” tersebut pulalah biasa digunakan untuk mengharumkan gudang tempat penyimpanan tembakau milik pabrik-pabrik rokok, agar aroma seluruh tembakau di gudang menjadi sama. Kemunculan Srinthil memang masih menjadi misteri namun secara sangat bisa untuk di teliti, namun menurut para petani, bahwa pada saat semakin banyak muncul tembakau “Srinthil” maka perekonomian para petani tembakau akan semakin baik, nah ... itulah tadi sekelumit sejarah / asal-usul tembakau dan simaklah artikel menarik berikut tentang Rokok kretek - Jamu bakar Cigarskruiehttp://produk-kesehatan-murah.blogspot.com/2015/08/rokok-cigarscigarskruie-kretek-rempah.html

Artikel menarik lainnya yang pantas disimak : Rokok Cigarskruie - Kretek Rempah Indonesia Halus Nikmat Berkhasiat | Rendah Nikotin Tanpa Zat Pengawet / Saos Kimia 

1 komentar: