Sekelumit Sejarah Penggunaan Tanaman Sebagai Obat dan Munculnya Herbalis
Terima kasih sebelumnya telah membuka info entri terbaru saya, pada kesempatan yang baik ini saya ingin sedikit membagikan sekelumit sejarah dan asal-muasalnya tanaman obat sebagai alat utama pengobatan yang ampuh dan manjur pada zamannya, mari kita awali dahulu dengan penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu pada saat munculnya peradaban manusia pertama kali dan terjangkitnya manusia oleh penyakit tertentu, analisa secara bertahap dan mendalam telah melahirkan ilmu baru pada waktu itu tentag bagaimana tanaman obat yang biasa dikonsumsi sehari-hari, ternyata memberikan efek penyembuhan yang dahsyat pada tubuh manusia.
Info tersebut saya awali dengan sejarah pada saat para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum masehi (SM) telah menggunakan tanaman obat sebagai penyembuh penyakit, sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman telah dihasilkan atau ditemukan untuk pengobatan berbagai diagnosa penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ehers (kitab atau buku pengetahuan tentang kumpulan diagnosa dan tanaman obat yang cocok untuk mengobati).
Di sisi lain area ada juga bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu seorang yang bernama Hippocrates (pada kurun waktu 466 tahun sebelum masehi), dan seorang yang bernama Theophrastus (pada kurun waktu 372 tahun sebelum masehi) dan yang bernama Pedanius Dioscorides (pada kurun waktu 100 tahun sebelum masehi) mereka membuat himpunan keterangan terperinci mengenai ribuan tanaman obat dan fungsinya dalam buku De Materia Medica.
Di Indonesia sendiri, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu sebenarnya, tetapi penggunaannya belum terdokumentasi dengan baik atau terbukukan dengan sistematis, lalu pada pertengahan abad ke XVII (17) seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica, meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang berhasil diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus, lalu pada tahun 1888 di Bogor didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan, dan selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
Prinsip Herbalogi
Prinsip herbalogi ialah ilmu tengtang cara penggunaan bahan yang bersifat alami, dan yang tidak sama sekali menggunakan bahan-bahan sintetis, herba terbaik adalah herba yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti madu, habbatus sauda, minyak zaitun dan termasuk herba-herba yang tumbuh disekitar kita.
Definisi Herba
Herba adalah segala bahan (tumbuh-tumbuhan, hewan, ikan, garam/batu-batuan) yang mengandung satu atau beberapa bahan aktif yang dapat digunakan untuk tujuan pengobatan.
Definisi Herbalis
Definisi herbalis adalah orang yang memiliki kepakaran (arif) dan kecakapan (skill) dalam bidang pengobatan (terapi) dengan menggunakan herba-herba (dalam hal ini memanfaatkan ekstrak dari tanaman obat itu sendiri) alami.
Tujuan penggunaan herba atau ekstrak tanaman obat adalah untuk mengembalikan keseimbangan tubuh dan bukan sekedar untuk menyembuhkan penyakit saja (namun dapat dijabarkan sebagai langkah : Release, Relaxing, Regeneration dan Refunction), dan sebaiknya penggunaan herba atau ekstrak tanaman obat dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan (tidak berdiri sendiri, namun diikuti dengan mengkonsumsi herba atau ekstrak tanaman obat lain yang memiliki sifat berbeda dari herba atau ekstrak tanaman obat yang kita konsumsi untuk tujuannya: Mempercepat penyembuhan dari berbagai penyakit, Menambah khasiat obat atau memaksimalkannya, mengurangi sifat kerasnya obat dan menghilangkan efek samping.
Tahapan kerja herba, yaitu sebagai berikut :
1. Release (yang artinya ialah "mengeluarkan") : dalam proses ini segala racun atau toksin dalam tubuh diharapkan dapat di keluarkan (detoksifikasi racun).
2. Relaxing (yang artinya ialah "mengistirahatkan") : pada peringkat atau tahap ini tubuh diletakkan dalam keadaan yang stabil dimana keadaan suhu tubuh, alkali (basa), dan acid (asam) berada dalam tahap yang paling baik atau normal, agar dapat membantu berfungsinya sistem imunitas secara komprehensif.
3. Regeneration (atau bisa juga disebut "menggantikan dengan yang baru") : tahap pada saat sel-sel yang mati/rusak di ganti dengan yang baru, dimana herba atau ekstrak tanaman obat dengan antioksidannya dapat bertindak sebagai anti-aging atau meremajakan dalam pencegahan penyakit-penyakit degeneratif.
4. Refunction (atau juga bisa disebut "mengembalikan fungsi") : setelah proses di atas yang telah disebutkan berjalan sempurna, maka organ - organ akan berfungsi normal kembali, sebagaimana sedia kala
.
Sifat Penggunaan Herba :
1. Harus yakin terhadap kekuasaan Tuhan YME karena Tuhan YME yang menciptakan penyakit, Dia pula yang akan menciptakan obatnya, bahwa sesungguhnya sifat tawakkal akan membawa diri kita menjadi lebih tenang dan secara otomatis sangat berpengaruh terhadap kodisi organ dalam tubuh kita. Menurut hasil penelitian yang telah terjadi, bahwa 50% kesembuhan suatu penyakit disebabkan oleh kekuatan spiritual seseorang, selebihnya berupa emosi berperan sebesar 20%, mental berperan sebesar 20% dan fisik hanya sebesar 10% saja.
2. Harus dikonsumsi secara rutin, karena obat-obatan herbal berbeda dengan obat-obatan kimia, proses penyembuhannya lama tetapi pasti, berbeda dengan obat-obatan kimia, obat-obatan herbal atau yang berasal dari ekstrak tanaman obat bersifat memperbaiki organ yang rusak.
3. Dosis yang cukup, dalam hal penentuan dosis bagi obatan-obatan herbal tidak bisa dilakukan sebagaimana layaknya obatan-obatan kimia karena obat-obatan herbal tidak memiliki aksi spesifik seperti obat-obatan kimia, untuk penentuan dosis dilakukan secara sederhana (trial and error) yaitu dengan memperhatikan tanda-tanda yang muncul dari setiap pasien, pemberian dimulai dari dosis yang rendah kemudian sedikit demi sedikit dinaikkan sampai ketika pasien mulai memiliki gejala mual-mual maka dosis dikurangi sedikit, atau bisa juga dengan menggunakan aturan umum dimana 1 gram herbal atau ekstrak tanaman obat mewakili 10 kg berat badan atau < 40 Kg : 1 – 2 kapsul/hari, > 40 Kg : 2 – 4 kapsul/hari, namun pada akhirnya sebenarnya sangat bisa bahwa setiap kandungan yang ada pada ekstrak tanaman obat diteliti dan disesuaikan menurut tahapan perbandingan pengobatan modern.
4. Berlaku hukum DOC (Direct of Cure). Dalam hal ini seorang pasien yang mengkonsumsi herbal pada pertama kalinya, terkadang akan merasa sakit yang sangat seperti saat mengalami gejala awal yang pernah dia rasakan, kalau terjadi demikian, pengobatan jangan dihentikan tetapi perhatikan hal-hal berikut : Asupan air yang cukup (2,5 liter perhari), konsumsi herbal setelah makan, kurangi dosisnya), atau terkadang saat terjadi DOC juga bisa terjadi akan timbul beberapa gejala penyakit lain seperti jerawat dll.
Hal-hal yang membuat herbal menjadi tidak berfaedah :
• Faktor mind set atau pemahaman atau bisa juga kurangnya wawasan tentang kita terhadap herbal atau ekstrak tanaman obat.
• Faktor stress.
• Sembelit atau susah Buang Air Besar (BAB).
• Asupan air atau tidak cukup minum yang kurang.
• Terlalu banyak lendir (mucusa).
• Keadaan tubuh dalam kondisi terlalu asam atau acid.
• Tidak rutin mengkonsumsinya.
• Dosis yang tidak mencukupi.
HUKUM PENGOBATAN
1. Kaedah Pengimbangan, Misalnya : Panas atau Kering diberi herba atau ekstrak tanaman obat yang Sejuk atau Basah.
2. Kaedah Persamaan. (tambahan herba diuretik) Contoh panas diberikan herba atau ekstrak tanaman obat yang panas dan disinergi dengan herba diuretik seperti Pegagan-Kumis Kucing atau Alang-alang.
Klasifikasi Herba Berdasarkan Teori Ibnu Sina
• Panas / Lembab (Pahit)
• Panas / Kering (Aromatik)
• Sejuk / Lembab (Manis)
• Sejuk / Kering (Kelat)
Dari keempat klasifikasi diatas, Ibnu Sina membagi sifat asal penyakit dan sifat asal herbal atau ekstrak tanaman obat menjadi 4 bagian :
1. Panas – Kering : untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung dan paru-paru. Herba atau ekstrak tanaman obat yang berada pada zona ini adalah herba-herba yang bersifat aromatik.
2. Dingin – Kering : untuk penyakit-penyakit yang bersumber dari darah herba atau ekstrak tanaman obat yang berada pada zona ini adalah herba atau ekstrak tanaman obat yang bersifat kelat atau getir.
3. Dingin – Basah : untuk penyakit-penyakit yang bersifat radang dan ginjal, herba atau ekstrak tanaman obat yang berada pada zona ini adalah herba atau ekstrak tanaman obat yang bersifat dingin.
4. Panas – Basah : untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan unsur angin seperti usus, hati, limpa dan lain-lain, herba atau ekstrak tanaman obat yang berada pada zona ini adalah herba atau ekstrak tanaman obat yang bersifat pahit.
Proses penentuan sifat asal penyakit dan sifat asal herbal berdasarkan pada diagnosa pada pasien, diagnosa yang dilakukan dengan cara mendengar denyut nadi dan melihat kondisi lidah pasien, ada berbagai macam cara mendengar denyut nadi pasien, namun cara yang paling sederhana adalah dengan mendengar cepat atau lambatnya denyut nadi pasien.
Teknik Melakukan Diagnosa Pasien
• Duduk dengan tenang di hadapan pesakit.
• Berhadapan.
• Tangan kanan memegang tangan kanan (perabaan Nadi).
• Tentukan Nadi – Kuat / Lemah (Panas/Dingin).
• Analisis Lidah = Kering / Lembab.
• Terapi Herba Guna Hukum Pengobatan.
Penggunaan herba atau ekstrak tanaman obat hendaknya dikonsumsi secara berlawanan secara diagonal dari sifat asal penyakit, misalnya sifat panas-kering berlawanan dengan sifat basah-dingin, maka herbal yang digunakan untuk penyakit-penyakit yang berasal dari sifat panas-kering seharusnya berasal dari unsur basah-dingin, kalaupun tidak ada maka kita bisa menggunakan kombinasi obat-obatan yang berasal dari unsur panas-basah dan kering-dingin.
Namun apabila didapati pasien mengalami pembusukan dengan ciri ada timbul bau dan lendir yang keluar atau terjadi pula pembengkakan dari diagnosa awal maka penggunaan herba hendaknya dikonsumsi secara berlawanan secara menyampng dari sifat asal penyakit.
HERBA PANAS (AROMATIK) > UNSUR API
Herba Aromatik atau Panas (unsur api) : Berhubungan dengan masalah angin, bahan penenang dan pemberi tenaga, herba atau ekstrak tanaman obat aromatik memiliki ciri memiliki minyak atsiri dan wangi-wangian yang khas, Organ yang dapat terpengaruh : Jantung & Paru-paru, untuk proses diagnosa awal organ ini, dapat dilihat hidung.
Contoh herba aromatik :
• Kembang Lawang / Teja Lawang (ileum verum).
• Lada Hitam (Piperis nigri Fructus).
• Lada putih (Piperis albae Fructus).
• Kayu Manis (Cinnamomum burmani (nees) Bl.).
• Kayu Putih (Meialeuca leucadendra L.), dll.
HERBA PAHIT > UNSUR ANGIN
Hati adalah merupakan organ yg pada dasarnya pahit-alkali maka darah dan limpa yang melalui hati menjadi alkali, hati berfungsi mencuci dan menjadikan darah sedikit beralkali, ia bertindak dgn menghilangkan acid atau tingkat keasaman dan toksin larut lemak di dalam darah, ia bertindak menjadikan toksin tersebut lebih larut air seterusnya dapat dikeluarkan melalui urin atau air seni, hati berfungsi juga menetralkan racun dengan menjadikannya beralkali dan memusnahkannya melalui empedu, empedu bertindak sebagai pengemulsi "emulsifier" (bahan berminyak ditukarkan kepada bahan larut air), biasanya darah di dalam tubuh yang sehat mempunyai pH 7.34, seseorang yang sakit mempunyai darah yang agak asam (asidosis), darah yang terlalu asam dapat merusakkan sistem organ.
Baca Juga :
Obat Diabetes herbal terampuh di seluruh dunia
Herba pahit adalah herba atau ekstrak tanaman obat yang melakukan :
• Proses detoksifikasi (pembuangan racun) pada hati.
• Digunakan untuk mencuci dan menguatkan hati, melindungi hati dari bahan kimia toksin, mengeluarkan toksik yg sedia ada di dalam sel hati.
• Anti-bakteri, anti-virus dan anti-fungi.
• Organ yang berpengaruh : Usus Besar, Hati, Limpa.
• Untuk proses diagnosa awal organ ini , lihat Mulut (hilang selera makan).
Contoh-contoh herba atau ekstrak tanaman obat pahit ialah :
• Pegagan (centella asiatica)
• Mimba atau daun mimba (Azadirachta indica A. Juss.)
• Laban (vitex pubescen / pinnata)
• Patawali / Brotowali (Tinospora crispa (L.))
• Petai (Parkia Speciosa)
• Jengkol (Archidendron Pauciflorum)
• Tongkat Ali (eurycima longifolia)
• dll
HERBA DINGIN (DIURETIK) > UNSUR AIR
Herba atau ekstrak tanaman obat yang dingin bersifat diuretik bertindak sebagai :
- Anti hipertensi – untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
- Antipiretik – untuk membuang panas badan.
- Antiinflamantori – untuk peradangan sendi dan gout.
- Dapat memecahkan batu karang.
- Anti Kanker / ketumbuhan / tumor.
- Organ yang berpengaruh : Ginjal.
- Untuk proses diagnosa awal organ ini, lihat Telinga.
Contoh-contoh herba diuretik ialah :
- Pegagan (centella asiatica).
- Kumis Kucing (orthosiphon aristatus).
- Ilalang / Alang-alang (imperata cylindrica).
- Patawali / Brotowali (Tinospora crispa (L.).
- Bambu (Bamboo).
- Belimbing Sayur atau Wuluh (Averhoa bilimbi.).
- Belimbing Manis (Averhoa carambola).
- Kopi (coffee).
HERBA KELAT > UNSUR TANAH
Herba atau ekstrak tanaman obat ini bersifat sepat dan biasanya di gunakan untuk penyakit-penyakit yang bersumber dari darah, cocok untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, organ yang biasanya terpengaruh : Peredaran darah, untuk proses diagnosa awal organ ini, lihat Tangan (urat biru).
Contoh-contoh herba kelat:
• Teh (Camellia sinensis).
• Daun Jambu Biji (Psidium guajava).
• Mengkudu (Morinda citrifolia, Linn.).
• Kayu Secang (Caesalpia sappan L.), dll.
Proses Kerja Ekstrak Tanaman Obat
Herba atau ekstrak tanaman obat merupakan zat yang mengandung bahan nutrisi yang seimbang yang tersedia secara alamiah, herba atau ekstrak tanaman obat bersifat mengandung bahan antidot (anti racun) bagi tubuh, herba atau ekstrak ntanaman obat kaya akan mineral terutama mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, herba atau ekstrak tanaman obat bertindak sebagai katalis (yang mempercepat-kan reaksi) dalam kebanyakan kasus penyembuhan, herba atau ekstrak tanaman obat menyediakan satu medium untuk membantu membina (generate) vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Bagaimana Proses Kerja Ekstrak Tanaman Obat
• Herba atau ekstrak tanaman obat - membantu mengaktifkan proses asimilasi dan metabolisme di dalam tubuh.
• Seterusnya tubuh berupaya menggunakan vitamin yang hadir di dalam makanan
• Pengambilan herba atau ekstrak tanaman obat akan menghasilkan dampak yang optimal sekiranya diambil bersama diet makanan alamiah yang sehat.
Sinergi Herbal atau Ekstrak Tanaman Obat
Sinergi herba atau ekstrak tanaman obat merupakan upaya menggabungkan dua atau lebih klasifikasi herba atau ekstrak tanaman obat menjadi satu racikan, tujuannya ialah untuk mensinergikan kandungan didalam ekstrak tanaman obat itu sendiri yang antara lain :
- Melipat gandakan kerja ramuan tanaman obat tersebut di dalam tubuh ; ramuan tanaman obat dapat bertindak sampai 10 kali lebih baik apabila digunakan dalam kombinasi yang sesuai (sinergi), bahkan ramuan tanaman obat yang berasal dari darat (tumbuhan) dengan disinergikan dengan herbal atau ekstrak tanaman obat yang berasal dari laut akan memiliki kekuatan hingga 13 kali lipat.
- Mempercepat penyembuhan.
- Mengurangi kekerasan obat.
- Menghilangkan efek samping.
Sejarah Singkat Pengobatan Herbal Dengan Menggunakan Ekstrak Tanaman Obat
Mari kita kembali lagi ke info tentang sekelumit sejarah pengobatan herbal, seiring perkembangannya ... pengobatan yang dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat tanaman obat telah menunjukkan kemajuan seiring dengan perkembangan kedokteran barat atau yang lebih modern yang telah diakui dunia internasional, penggunaan herbal atau tanaman obat sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan umur manusia itu sendiri, bahkan sebelum munculnya fenomena pengobatan modern, sejak zaman dahulu makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dan banyak tumbuh-tumbuhan dimakan karena khasiatnya yang menyehatkan.
Pada zaman mesir kuno, dimana para budak diberi bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu, sejak itu catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno, dimana saat itu para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal, dari abad 1500 (Sebelum Masehi) SM telah dicatat memanfaatkan berbagai tanaman obat, termasuk jinten hitam dan kayu manis.
Orang-orang Yunani dan Romawi kuno juga telah melakukan pengobatan herbal dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat, disaat mereka mengadakan perjalanan ke berbagai daratan yang baru, para dokter mereka menemukan berbagai tanaman obat baru seperti rosemary dan lavender, hal itupun langsung diperkenalkan pada berbagai daerah baru, berbagai kebudayaan yang lain yang memiliki sejarah penggunaan pengobatan dengan menggunakan tanaman obat atau herbal adalah orang Cina dan India.
Di Inggris, penggunaan tanaman obat di kembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri, dan memiliki tanaman obat masing-masing di biara-biara tersebut yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat, pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para juru pengobatan herbal dari Celtic memiliki tradisi lain tentang herbalisme, dimana cara pelbagai pengobatan dicampur adukkan dengan pemahaman keagamaan dan ritual, semakin berkembangnya pengetahuan herbal tentang tanaman obat dan seiring dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15 telah ada pendistribusian yang pertama tentang penulisan ”Ilmu Tentang Tanaman-Tanaman Obat”.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London telah menulis berbagai info tentang tanaman obat dari berbagai tanaman yang sangat berguna. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu ” The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang binatang lintah sang penghisap darah kotor, disaat itulah banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya ”Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians“, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.
Dan pada tahun 1864 National Association of Medical Herbalists didirikan, untuk mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan herbal serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan, hingga pada awal abad ini banyak institute telah berdiri untuk mempelajari pengobatan herbal, berkembangnya penampilan obat-obatan herbal yang lebih alami telah menyebabkan tumbuhnya dukungan dan popularitasnya, obat-obatan herbal dapat dipandang sebagai pendahuluan dari cabang ilmu farmakologi modern, tetapi sekarang obat-obatan herbal ini terus dikaburkan bahwa cara ini ialah sebagai metode yang efektif dan lebih alami untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit.
Secara global, obat-obatan herbal lebih umum dipraktekkan daripada obat-obatan konvensional. di berbagai daerah seperti di pelosok pedesaan, pengobatan herbal terus tumbuh subur dalam berbagai cerita rakyat, tradisi, dan praktek lokal, kemajuan yang sangat pesat sampai saat ini dimana banyak sekali para herbalis mengandalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk merawat dan mengobati penyakit yang ringan maupun yang berat sekalipun.
Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli Indonesia, catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abab ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk digunakan sebagai pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan, kerajaan-kerajaan di wilayah nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram Hindu maupun Islam telah mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia tentang ramuan herbal yang berasal dari daratan tropis.
Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan, pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara, khususnya dari China dan India, tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah kedokteran di pulau jawa yang tepatnya berada di Jakarta pada tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat telah mulai ditinggalkan dan dikaburkan keberadaannya, dan seutuhnya telah menggantungkan diri pada obat kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno dan tidak mampu mengobati penyakit, berbahaya dan terbelakang.
Sebagai akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat, namun masih ada sebenarnya upaya yang masih ingin melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam dokumentasinya seperti K. Heyne, menulis buku ”Tanaman Berguna Indonesia“, Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan bukunya ”Obat Asli Indonesia“, dan beberapa upaya mengembangankan pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan, saat ini obat herbal digunakan di klinik pengobatan Tradisional RS. Dr. Sutomo Surabaya dan beberapa rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herbal.
Beberapa dekade terakhir ini terdapat kecenderungan secara global untuk kembali ke alam, kecenderungan untuk kembali ke alam atau ”back to nature“, dalam bidang pengobatan herbal ini sangat kuat di negara-negara maju dan berpengaruh besar di negara-negara berkembang seperti Indonesia, lembaga-lembaga pendidikan pelatihan herbalpun kini telah banyak diminati masyarakat, pentingnya kepedulian kita akan tanaman obat atau herbal yang telah sejak jaman dulu kala perlu di lestarikan dan di terapkan seperti negara-negara lain yang telah menggunakan herbal atau ekstrak tanaman obat sebagai obat warisan leluhur.
Baca juga :
Obat Tetes Mata Miracle Betel untuk Mata Minus, Silinder, Katarak, Silinder dll.